kota Bandung merupakan kota kembang dari sekian banyak ragam suku dan enis yang hidup dalam satu kota Bandung ini.

Kota Bandung merupakan kota yang sangat indah dengan panorama alam dan pergunungan yang indah bisa di sebut dengan puncak,kendati ini merupakan aset Daerah dengan berbagai objeck wisata dengan alamnya itu ber
Dari hanya sebuah desa kecil yang didirikan pada tahun 1810 “desa” Bandung telah berkembang menjadi sebuah kota yang luas. Wilayahnya bertambah luas dan penduduknya bertambah padat dari tahun ke tahun | ||
![]() | Luas Kota Bandung pada 1 April 1906 adalah 900 ha., menjadi 2.150 ha pada 12 Oktober 1917, 3.305 ha pada tahun 1945, 8.098 ha pada tahun 1949, dan akhirnya menjadi sekitar 16.730 ha pada 22 Januari 1987. | |
Perencanaan tata kota dan perluasan wilayah kota ditetapkan untuk pertama kali pada tahun 1930 oleh E.H. Karsten, yang memproyeksikan masa 25 tahun ke depan jumlah penduduk sebesar 750.000 orang ( Plan Karsten ). |
Beragam fasilita umum yang di pergunakan berupa tempat ibada umat masyarakat umum berupa banyak terdapat di kota Bandung salah satunya vihara atau juga kelenteng banyak tersedia untuk beribadah dengan baik,dimana juga banyak terdapat umat Buddha tentunya yang beragam enis itu,dan fasilitas umum berupa taman,kebun dan tempat yang baik untuk belajar seperti fasilita sekolah yang begitu memadai di kota Bandung itu juga ikut andil dalam program Pemerinta dengan mencerdaskan kehidupan Bangsa,akan tetapi ini juga banyak dilihat dari berbagai objeck parawisata yang banyak juga terdapat di daerah Bandung itu juga terlihat banyak yang menunjang kehidupan sosial dalam masyarakat yang menujuh kehidupan berkebudayan antar suku dan kehidupan ilmu pengetahuan berupa IPTEK itu.
Penduduknya
Kota Bandung merupakan kota terpadat di Jawa Barat, di mana penduduknya didominasi oleh etnis Sunda, sedangkan etnis Jawa merupakan penduduk minoritas terbesar di kota ini dibandingkan etnis lainnya.
Pertambahan penduduk kota Bandung awalnya berkaitan erat dengan ada sarana transportasi Kereta api yang dibangun sekitar tahun 1880 yang menghubungkan kota ini dengan Jakarta (sebelumnya bernama Batavia).[11] Pada tahun 1941 tercatat sebanyak 226.877 jiwa jumlah penduduk kota ini[14] kemudian setelah peristiwa yang dikenal dengan Long March Siliwangi, penduduk kota ini kembali bertambah dimana pada tahun 1950 tercatat jumlah penduduknya sebanyak 644.475 jiwa.[15]


